18 Jun 2013

Sinetron Tutur Tinular

Poster sinetron Tutur Tinular yang diambil dari cover belakang Majalah Film.

Jika Xiaoau Jianghu (Menertawakan Dunia Persilatan) adalah serial silat mancanegara favorit saya, maka serial silat dalam negeri yang paling saya sukai adalah Tutur Tinular. Kisah ini pada awalnya merupakan sandiwara radio karya S. Tidjab yang dulu sukses mengudara di sejumlah radio di tanah air sewaktu saya masih kelas 1 SD tahun 1989. Ceritanya berkisar tentang perjalanan hidup seorang pendekar bernama Arya Kamandanu, dengan latar belakang runtuhnya Kerajaan Singasari dan berdirinya Kerajaan Majapahit.

Berkat diputarnya sandiwara Tutur Tinular di radio, saya jadi tahu seperti apa kisah perjuangan para leluhur di masa lalu. Ada perasaan bangga ketika mendengar dan membayangkan bagaimana Raden Wijaya berhasil mengusir pasukan Mongolia dari tanah air, meskipun dengan cara “memukul dari belakang”. Namun saya tetap salut kepada orang-orang Majapahit yang berhasil menggagalkan misi penjajahan yang dilakukan pihak Mongolia, yang mana telah sukses menancapkan kuku kekuasaan sampai meliputi wilayah daratan Asia dan sebagian Eropa.

Yang paling menarik di sini adalah bagaimana kepiawaian S. Tidjab dalam meramu cerita, yaitu memasukkan tokoh-tokoh fiksi ciptaannya ke dalam alur sejarah. Bagaimana sang tokoh utama yang pada awalnya berani melawan orang-orang Singasari, namun akhirnya menjadi pengikut yang setia dalam mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari.

Sukses sandiwara radio Tutur Tinular membuatnya diangkat ke layar lebar sampai beberapa judul. Namun yang berkesan bagi saya adalah versi sinetron seri yang diproduksi oleh PT. Genta Buana Pitaloka pada tahun 1997. Rumah produksi yang dipimpin oleh Budi Sutrisno itu mempercayakan penggarapan sinetron seri Tutur Tinular kepada Muchlis Raya sebagai sutradara dan Imam Tantowi sebagai penulis skenario. Sinetron ini tayang seminggu sekali di ANTV untuk season pertama yang berkisah mulai runtuhnya Kerajaan Singasari sampai berdirinya Kerajaan Majapahit, dan dilanjutkan season kedua pada tahun 1999 di Indosiar yang berkisah pada berdirinya Kerajaan Majapahit sampai penumpasan pemberontakan Ra Kuti.

Boleh dikata sinetron Tutur Tinular ini memiliki kualitas di atas rata-rata sinetron laga lainnya. Segi aristik digarap dengan sangat teliti oleh Abdullah Sajad. Kostum yang indah dan enak dipandang mata digarap oleh Dahlan Harun. Adegan laga yang mantap dan tidak berlebihan digarap oleh Edy Johnatan. Musik yang bernuansa kolosal digarap oleh Harry Sabar. Tidak tanggung-tanggung, untuk adegan yang dikisahkan terjadi di Cina, syuting pun dilakukan di Cina pula, tentu saja dengan melibatkan sineas negeri sana. Bahkan, tokoh utama wanita yang bernama Mei Xin pun diperankan oleh aktris laga Mandarin yang bernama Li Yunjuan. Gambar-gambar di bawah ini bisa menjadi tolok ukur betapa saya tidak berlebihan dengan menyebut sinetron ini berkualitas tinggi.


Dalam hal penghargaan, sinetron ini berhasil menempatkan wakilnya, yaitu Chairil JM. yang menyabet piala Aktor Pembantu Terbaik pada ajang Festival Sinetron Indonesia tahun 1998, dalam perannya sebagai Mpu Ranubhaya, guru Arya Kamandanu sang tokoh utama.

Berikut ini adalah beberapa aktor dan aktris yang terlibat dalam sinetron luar biasa ini:

Anto Wijaya sebagai Arya Kamandanu
Li Yunjuan sebagai Mei Xin
Murti Sari Dewi sebagai Sakawuni
Piet Ermas sebagai Arya Dwipangga
Devy Zuliati sebagai Nari Ratih
Chairil JM sebagai Mpu Ranubhaya
Hendra Cipta sebagai Mpu Hanggareksa
Nani Somanegara sebagai Nyi Rongkot
Lamting sebagai Lao Shishan
Tizar Purbaya sebagai Prabu Kertanagara
Piet Pagau sebagai Prabu Jayakatwang
Nungky Kusumastuti sebagai Turukbali
Agus Kuncoro sebagai Raden Wijaya
Rizal Muhaini sebagai Raden Ardharaja
Hadi Leo sebagai Lembu Sora
Herby Latul sebagai Ranggalawe
Candy Satrio sebagai Nambi
Johan Saimima sebagai Kebo Mundarang
Rochim Lahatu sebagai Kebo Anabrang
Rayvaldo Luntungan sebagai Dyah Halayudha
Saiful Anwar sebagai Mpu Tong Bajil
Anika Hakim sebagai Dewi Sambi
Wingky Harun sebagai Ki Tanparowang
Dian Sitoresmi sebagai Nini Ragarunting
Lilis Suganda sebagai Dewi Tunjungbiru
Rizal Djibran sebagai Ra Kuti
Wulan Guritno sebagai Praharsini
Irgy Ahmad Fahrezi sebagai Prabu Jayanagara
Trixie Fadrianne sebagai Ayu Wandira kecil
Suzanna Meilia sebagai Ayu Wandira dewasa
Rifky Alfarez sebagai Cakradhara
Hendri Hendarto sebagai Kudamreta

Penasaran atau ingin bernostalgia dengan sinetron seri Tutur Tinular? Silakan kunjungi saja situs Youtube, cukup untuk memuaskan dahaga kita. ( http://www.youtube.com/results?)

Atau untuk yang berminat diskusi tentang Tutur Tinular bisa gabung di forum http://www.facebook.com/groups/TrilogiTuturTinularNew/