23 Nov 2013

Sejarah dan Asal-Usul Kepangkatan

Dalam catatan sebelumnya saya telah membahas tentang urutan kepangkatan. Nah, kali ini saya ingin membuat catatan tentang asal-usul atau sejarah kepangkatan.

Captain General Teodoro de Croix

Kapten dan Letnan

Pembahasan tentang sejarah pangkat saya mulai dari Kapten dan Letnan. Istilah Kapten berasal dari bahasa Latin Capitaneus, yang kemudian berkembang menjadi bahasa Italia Capitano, dan bahasa Inggris Captain yang berarti “ketua”. Pada mulanya Captain adalah pemimpin kesatuan-kesatuan militan yang tidak terikat kepada suatu wilayah atau daerah tertentu, yang biasanya disebut mercenary armies. Pada zaman modern, istilah mercenary armies diartikan sebagai “tentara profesional bayaran” yang menjual jasanya kepada penawar tertinggi.

Kesatuan-kesatuan ini mengenal struktur organisasi sederhana, dengan kepangkatan yang berkaitan terhadap unit-unit tertentu. Dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang Captain dibantu oleh Lieutenant, atau dalam bahasa Indonesia disebut Letnan. Istilah ini berasal dari bahasa Prancis, Lieu berarti “tempat” sedangkan tenant berarti “pemegang”, atau dalam bahasa Inggris disebut place holder. Dengan demikian, apabila seorang Captain berhalangan, maka tempat kedudukannya bisa diwakili oleh Lieutenant.

Dalam Angkatan Laut Inggris pada abad ke-11 dan 12, pangkat Captain juga digunakan oleh orang yang memimpin dan mengomando pasukan di sebuah kapal dalam pertempuran. Sama halnya di darat, Captain pada Angkatan Laut juga memiliki pembantu yang disebut Lieutenant. Karena pada masa itu tidak ada pengkat yang lebih rendah, maka terbentuklah istilah First Lieutenant, Second Lieutenant, dan Third Lieutenant. 

Pada abad ke-18 dalam Angkatan Laut Inggris terdapat tiga jenis pangkat, yaitu Post Captain, Captain, dan Commander. Post Captain merupakan pangkat tertinggi yang berkuasa atas kapal sebagai kepanjangan tangan dari Raja, dan sejajar dengan Colonel pada Angkatan Darat. Namun dalam sehari-hari, Post Captain tidak mengendalikan kapal, tetapi mendelegasikan kepada pangkat di bawahnya. Di bawah Post Captain terdapat pangkat Captain yang bertugas sebagai komandan kapal. Sementara Commander merupakan perwira di bawah Captain yang bertanggung jawab untuk melayarkan kapal. Pada mulanya pangkat ini disebut Master and Commander.

Pembantu Letnan

Sistem kepangkatan di Indonesia mengenal adanya “Pembantu Letnan” yang setara dengan Warrant Officer dalam kepangkatan Amerika. Maka, apabila dikembalikan dalam sejarahnya, pangkat ini bisa dianggap sebagai “pembantu dari pembantu kapten”. Mungkinkah demikian?

Dalam bahasa Prancis lama, istilah warrant bermakna “pelindung” atau “penjamin”. Pada mulanya pangkat ini ada di dalam Angkatan Laut sebagai petugas yang menjamin keselamatan kapal, termasuk melayarkan kapal, melakukan perbaikan, mempersiapkan kapal, dan sebagainya. Dengan demikian, apabila Captain bertugas memimpin dan mengomando pasukan di dalam kapal, dan dibantu Lieutenant, maka Warrant Officer bertugas menjamin kelangsungan dan keselamatan kapal itu sendiri. Pada mulanya terdapat banyak Warrant Officer, seperti petugas meriam, ahli operasi, ahli perkayuan, ahli navigasi, dan sebagainya dalam sebuah kapal. Kemudian di antara para Warrant Officer itu ada yang disebut Master, dan kelak berubah menjadi Commander.

Kolonel dan Mayor

Pangkat Kolonel bermula dari zaman King Ferdinand Raja Spanyol pada abad ke-16, di mana ia mengatur Angkatan Darat ke dalam dua puluh unit yang disebut Colunelas, dan masing-masing terdiri atas 1.000 sampai 1.250 tentara, yang dipimpin oleh seorang Cabo de Colunela, atau disingkat Colonel. Sistem ini kemudian ditiru oleh Prancis dan dikembangkan ke dalam bentuk Regiment. Selanjutnya, Inggris juga meniru sistem ini, serta meniru pula pengucapan Spanyol Coronel, bahkan kemudian berubah menjadi Kernal.

Colonel
di Prancis dan Inggris pada masa itu tidak hanya terlibat dalam pertempuran, tetapi juga dalam urusan lain. Maka, apabila seorang Colonel sedang tidak ada di tempat, maka tugas-tugasnya digantikan sementara oleh seorang pembantu berpangkat Lieutenant Colonel.

Di bawah Lieutenant Colonel terdapat pangkat Sergeant Major. Istilah Major sendiri dalam bahasa Latin berarti “lebih besar”, maksudnya di sini adalah pangkat yang lebih besar daripada Sergeant. Pada masa itu Colonel, Lieutenant Colonel, dan Sergeant Major dipilih dari para Captain yang bergabung membentuk Regiment. Dalam keseharian, ketiga pejabat ini tetap sebagai Captain dalam kompi mereka masing-masing.

Selain bertugas sebagai wakil dari Lieutenant Colonel, seorang Sergeant Major juga bertanggung jawab dalam membentuk unit-unit dalam Regiment untuk menghadapi pertempuran. Oleh sebab itu, memiliki suara keras dan lantang adalah syarat wajib bagi seorang Sergeant Major. Sejak abad ke-17, sistem Regiments menjadi sistem permanen dalam ketentaraan, sehingga Sergeant Major untuk selanjutnya disingkat menjadi Major saja. Pangkat ini dalam bahasa Indonesia disebut Mayor. Kemudian, pangkat Sergeant Major sendiri digunakan untuk menyebut tingkatan tertinggi dalam kepangkatan bintara, atau di bawah perwira.

Admiral dan Commodore

Pangkat tertinggi dalam Angkatan Laut Indonesia disebut Laksamana, yaitu diambil dari nama adik Sri Rama dalam kisah Ramayana. Pangkat ini konon pertama kali diberikan kepada tokoh Hang Tuah dalam Sejarah Melayu. Dalam bahasa Inggris, pangkat Laksamana disebut dengan istilah Admiral.

Sesungguhnya istilah Admiral sendiri diambil dari bahasa Arab Amir al-Bahr, yang berarti “pemimpin lautan”. Pangkat ini digunakan bangsa Arab dalam Perang Salib sekitar abad ke-11, yang kemudian ditiru orang-orang Sicilia dan Genoa menjadi Amiral. Selanjutnya, pangkat ini dipakai oleh Inggris dengan istilah Admyrall, kemudian berubah menjadi Admiral seperti sekarang.

Dalam Angkatan Laut Inggris, seorang Admiral akan memimpin di posisi depan. Untuk posisi tengah akan dipimpin oleh wakilnya yang berpangkat Vice Admiral. Seorang Vice Admiral juga bertugas menggantikan posisi Admiral apabila berhalangan. Selanjutnya, terdapat lagi jabatan wakil dari Vice Admiral yang bertugas memimpin armada di belakang, dengan pangkat Rear Admiral. Dalam Angkatan Laut Indonesia, ketiga pangkat tersebut masing-masing setara dengan Laksamana, Laksamana Madya, dan Laksamana Muda.

Selanjutnya, pangkat yang lebih rendah adalah Laksamana Pertama, atau dahulu dikenal dengan sebutan Komodor, yaitu pangkat dari Yos Sudarso, seorang Pahlawan Nasional yang gugur dalam Pertempuran Laut Aru. Pangkat ini pertama kali diciptakan oleh Belanda dengan istilah Commodore pada 1652 saat berperang melawan Inggris. Kala itu Belanda menginginkan seorang pemimpin squadron, namun tidak ingin perwira yang berpangkat Admiral, karena bayaran seorang Admiral dirasa sangat tinggi. Maka, diciptakanlah pangkat Commodore tersebut yang berada di bawah Admiral, dan di atas Captain.

Jenderal

Jenderal yang merupakan pangkat tertinggi dalam Angkatan Darat berasal dari bahasa Latin Generalis yang berarti “secara keseluruhan”. Maksudnya ialah, seorang General bertanggung jawab dalam memimpin seluruh kekuatan tentara Angkatan Darat. Pada mulanya, pangkat ini disebut Captain General, yaitu seorang kapten yang memiliki komando dan memimpin secara keseluruhan.

Sebelum abad ke-16, pangkat General hanya dibentuk pada saat operasi peperangan saja. Seorang Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam angkatan perang, namun dalam pelaksanaan sehari-hari komando dilaksanakan oleh seorang Captain General. Ketika pangkat Colonel mulai dikenal, maka pemimpin seluruh Angkatan Darat pun berubah nama dari Captain General menjadi Colonel General.

Pada abad ke-18 Inggris menyederhanakan pangkat tersebut menjadi General saja. Seperti halnya pangkat yang lain, seorang General pun memiliki wakil dengan sebutan Lieutenant General. Tidak seperti sekarang, pangkat ini pun bukan jabatan permanen namun hanya bersifat sementara. Artinya, apabila General sedang berhalangan, maka seorang Colonel atau Captain pemimpin Regiment dapat ditunjuk untuk mengisi posisi Lieutenant General.

Selanjutnya, untuk membantu urusan administratif, seorang General dibantu oleh seorang Sergeant Major General yang juga bukan merupakan jabatan permanen. Yang mengisi jabatan ini dipilih dari seorang perwira berpengalaman yang membawahi seluruh staf administrasi, juga meliputi bidang logistik dan mengorganisasi pasukan untuk pergerakan saat pertempuran. Lagi-lagi suara yang keras dan lantang menjadi syarat wajib seorang Sergeant Major General. Ketika pangkat Sergeant Major dalam Regiment disederhanakan menjadi Major saja, maka Sergeant Major General pun disederhanakan pula menjadi Major General.

Pada perkembangan selanjutnya dikenal pula pangkat Brigadier General, yang kala itu merupakan komandan dari sebuah Brigade. Istilah ini berasal dari bahasa Latin Briga yang berarti “pertempuran”. Brigade merupakan gabungan dari beberapa Regiment. Biasanya tiga Regiment membentuk satu grup pertempuran yang disebut Brigade tadi.

Selain empat tingkatan pangkat jenderal di atas, pada Perang Dunia II telah diciptakan sebuah pangkat bintang lima oleh Kongres Amerika Serikat dengan sebutan General of The Army. Pada Desember 1944 Presiden Amerika memberikan pangkat tersebut kepada George C. Marshall, Douglas MacArthur, Dwight D. Eisenhower, dan Henry H. Arnold. Sementara itu pangkat bintang lima ini juga ditetapkan di Indonesia pada zaman Orde Baru dengan sebutan Jenderal Besar. Bedanya, pangkat ini di Indonesia diberikan kepada tiga orang purnawirawan, bukan kepada perwira yang masih aktif. Ketiga purnawirawan itu adalah Panglima Soedirman, A.H. Nasution, dan Presiden Soeharto.

Sersan dan Kopral

Pangkat terakhir yang saya bahas adalah Sersan dan Kopral, yang masing-masing dalam bahasa Inggris disebut Sergeant dan Corporal.

Sergeant berasal dari bahasa Prancis Sergent, yang merupakan turunan dari bahasa Latin Serviens, yang berarti “orang yang melayani”. Sementara itu, Corporal berasal dari bahasa Italia Capo Corporale, yang berarti “head of the body” atau “kepala dari tubuh”. Istilah ini agaknya berkaitan dengan pekerjaan “bodyguard” atau "pengawal".