Pada 25 Januari 2015 lalu ada berita membanggakan dari ajang pemilihan ratu sejagat, alias Miss Universe ke-63 yang digelar di Florida, Amerika Serikat. Elvira Devinamira, peserta dari Indonesia, telah mencatatkan dirinya sebagai juara pertama Best National Costume dalam kontes tersebut. Pakaian nasional yang dikenakannya itu mengusung tema The Borobudur Chronicle, telah mencuri perhatian para juri dan mendapatkan poin tertinggi dibandingkan kostum nasional yang dikenakan para peserta lainnya.
Bicara soal ajang Miss Universe, sebenarnya yang paling mengesankan bagi saya adalah kisah Artika Sari Devi di tahun 2005. Saat itu ia mendapatkan banyak protes dari beberapa kalangan di tanah air mengenai keberangkatannya ke Thailand untuk mengikuti kontes ratu sejagat tersebut. Akan tetapi, ia justru berhasil menembus rangking lima belas besar peserta terbaik. Saya sendiri termasuk yang bersimpati kepadanya dan ikut terharu saat presenter di televisi menyebut nama “Indonesia” dalam daftar lima belas besar peserta terbaik.
Setelah kontes tahun 2005 tersebut, saya tidak pernah lagi mengikuti berita soal Miss Universe ataupun ajang kontes kecantikan lainnya. Mungkin kontroversi yang dialami Artika Sari Devi membuat beritanya menarik untuk diikuti. Tak disangka, setelah hampir sepuluh tahun berlalu, saya kembali mendengar berita tentang prestasi yang ditorehkan wakil Indonesia dalam ajang Miss Universe 2014 (yang finalnya digelar pada awal tahun 2015). Elvira Devinamira, gadis 21 tahun yang berasal dari Surabaya itu tidak hanya sukses menembus lima belas besar seperti seniornya, tetapi juga menyabet penghargaan kostum nasional terbaik.
Artika Sari Devi tahun 2005 |
Berita membanggakan ini membuat saya tertarik untuk menelusuri siapa-siapa saja yang pernah mewakili Indonesia dalam ajang Miss Universe, yang boleh dibilang sebagai kontes kecantikan paling bergengsi di dunia. Sejak keikutsertaan Artika Sari Devi tahun 2005, Yayasan Putri Indonesia rutin mengirimkan juaranya untuk mengikuti pemilihan Miss Universe setiap tahunnya. Dan jika ditarik mundur ke tahun-tahun sebelumnya, ternyata ada tiga orang Putri Indonesia yang pernah dikirim sebelum Artika Sari Devi, yaitu Venna Melinda tahun 1994 sebagai observer, serta Susanty Manuhutu tahun 1995 dan Alya Rohali tahun 1996 sebagai peserta. Setelah itu, tidak ada lagi peserta yang dikirim mewakili Indonesia sampai tahun 2005 dengan alasan moral: memakai pakaian renang di atas panggung tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita .... Memang, diakui atau tidak ajang Miss Universe pada awalnya adalah ajang yang digunakan oleh perusahaan Pasific Mills untuk mempromosikan pakaian renang Catalina mereka pada 1952, hingga akhirnya hak kepemilikan kontes ini dibeli oleh pengusaha Donald Trump pada 1996.
Bicara soal kepesertaan, sebenarnya jauh sebelum Susanty Manuhutu sudah ada sejumlah perempuan Indonesia yang pernah mengikuti ajang pemilihan ratu sejagat ini. Penelusuran saya berhasil menemukan siapa saja serta foto mereka yang pernah memakai selempang bertuliskan “Indonesia” dalam kontes Miss Universe. Berikut adalah daftarnya,
Nia Kurniasi Ardikoesoema, tahun 1974.
Bicara soal kepesertaan, sebenarnya jauh sebelum Susanty Manuhutu sudah ada sejumlah perempuan Indonesia yang pernah mengikuti ajang pemilihan ratu sejagat ini. Penelusuran saya berhasil menemukan siapa saja serta foto mereka yang pernah memakai selempang bertuliskan “Indonesia” dalam kontes Miss Universe. Berikut adalah daftarnya,
Nia Kurniasi Ardikoesoema, tahun 1974.
Lydia Arlini Wahab, tahun 1975.
Juliarti Rahayu, tahun 1976.
Siti Mirza Nuria Arifin, tahun 1977.
Andi Nana Rivayatte Basoamier, tahun 1980.
Sri Yulianti, tahun 1982.
Andi Botenri, tahun 1983.
Susanty Manuhutu, tahun 1995 (Putri Indonesia 1995).
Alya Rohali, tahun 1996 (Putri Indonesia 1996).
Artika Sari Devi, tahun 2005 (Putri Indonesia 2004). Prestasi yang ia raih adalah menembus lima belas besar peserta terbaik.
Nadine Chandrawinata, tahun 2006 (Putri Indonesia 2005). Prestasi yang ia raih adalah menjadi runner up pertama Best National Costume (juara dua pakaian nasional terbaik).
Agni Pratistha Arkadewi Kuswardono, tahun 2007 (Putri Indonesia 2006).
Putri Raemawasti, tahun 2008 (Putri Indonesia 2007).
Zivanna Letisha Siregar, tahun 2009 (Putri Indonesia 2008).
Qory Sandioriva, tahun 2010 (Putri Indonesia 2009).
Nadine Alexandra Dewi Ames, tahun 2011 (Putri Indonesia 2010).
Maria Selena Nurcahya, tahun 2012 (Putri Indonesia 2011). Prestasi yang ia raih adalah juara sepuluh Best National Costume.
Whulandary Herman, tahun 2013 (Putri Indonesia 2013). Prestasi yang ia raih adalah juara keempat Best National Costume dan menembus enam belas besar peserta terbaik.
Elvira Devinamira tahun 2014 (Putri Indonesia 2014). Prestasi yang ia raih adalah juara pertama Best National Costume dan menembus lima belas besar peserta terbaik.